NAMA : PANCA RAGIL RIZKIANTO
NPM : 25211489
KELAS : 4EB24
OUTLOOK EKONOMI GLOBAL
Potensi Sumber Daya Indonesia Dalam Rangka Menghadapi MEA
ASEAN
economic community (AEC) tahun 2015 merupakan suatu program bagi negara- negara
ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya perdagangan agar
menjadi sebuah akses yang lebih mudah seperti menerapkan penghapusan bea masuk
(Free Trade Area) untuk mewujudkan sebuah single market. Tentunya ini membuat
banyak peluang khususnya bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas
produk- produknya maupun tenaga kerjanya yang profesional dalam memasuki
tantangan ruang lingkup ASEAN community.
Perihal
Kesiapan Sumber Daya Indonesia untuk Memasuki ASEAN Economy Community sangatlah
punya potensi dan modal yang kuat dalam menyukseskan program tersebut, karena
dengan luasnya geografis negara, juga ditunjang dengan sumber daya alam yang
sangat banyak dan juga sumber daya manusia yang mumpuni sehingga keyakinan jika
Indonesia bisa meningkatkan daya saing dan menjadi pemain utama dalam AEC bisa
terwujud.
Dan
pada akhirnya, dengan optimisme dan kesiapan seluruh elemen masyarakat
Indonesia baik dari segi SDM dan SDA-nya dalam menyambut ASEAN Economic
Community tahun 2015 dapat menjadikan rakyat Indonesia menjadi sejahtera,
pertumbuhan ekonomi yang didorong dari sektor UMKM terus berkembang, dengan
sendirinya perekonomian rakyat terus meningkat, sehingga pembangunan menjadi
merata tidak terpusat di Pulau Jawa, dengan begitu tingkat kemiskinan bisa
terus berkurang.
Dengan
adanya AEC 2015 akan memicu tumbuhnya pengusaha-pengusaha yang bukan hanya
mampu bersaing di panggung nasional, tetapi juga mampu bersaing di tataran
global.
ASEAN
Economic Community yang dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN
menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan Negara-negara yang
perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi Negara ASEAN saat ini.
Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN Community yang dimana di dalamnya
terdapat AEC, dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah
Internasional, di harapkan dengan terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi
ASEAN ini dapat membuka mata semua pihak, sehingga terjadi suatu dialog antar
sektor yang dimana nantinya juga saling melengkapi diantara para stakeholder
sektor ekonomi di Negara-negara ASEAN ini sangat penting.
Jika
dilihat dari sisi potensi ekonomi, Indonesia merupakan salah satu emerging
country yang saat ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi ASEAN. Dimana
rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia 6,3 persen jika dibandingkan dengan
Malaysia 5,4 persen, Thailand 5 persen, Singapura 1,2 persen, Filipina 6,6
persen, dan Vietnam 5,7. Dari sisi jumlah penduduk, Indonesia adalah negara
berpenduduk terbesar yakni 247 juta jiwa sebagai pasar potensial dan tenaga
kerja. Prospek Indonesia sebagai negara dengan perekonomian nomor 16 di dunia,
nomor 4 di Asia setelah China, Jepang dan India, serta terbesar di Asia
Tenggara, semakin menjanjikan karena didukung oleh melimpahnya sumber daya
alam, pertumbuhan konsumsi swasta dan iklim investasi yang makin kondusif.
Peluang
Indonesia untuk dapat bersaing dalam MEA 2015 sebenarnya cukup besar, saat ini
Indonesia merupakan peringkat 16 di dunia untuk besarnya skala ekonomi.
Besarnya skala ekonomi juga didukung oleh proporsi penduduk usia produktif dan
pertumbuhan kelas menengah yang besar. Prospek ekonomi Indonesia yang positif
juga didukung oleh perbaikan peringkat investasi Indonesia oleh lembaga
pemeringkat dunia serta masuknya Indonesia sebagai peringkat empat prospective
destinations berdasarkan UNCTAD World Investment report. Maih kuatnya
fundamental perekonomian Indonesia dapat dilihat ketika banyak negara yang
“tumbang” diterpa pelemahan perekonomian global, perekonomian Indonesia masih
dapat terjaga untuk tumbuh positif. Untuk mewujudkan peluang MEA 2015, sudah
saatnya kita berbenah dan melakukan tindakan-tindakan efektif dan terarah yang
didukung oleh berbagai pihak. Dari 12 sektor prioritas yang akan
diiimplementasikan pada MEA 2015, kita harus dapat menginventarisir
sektor-sektor potensial yang menjadi unggulan. Kepulauan riau yang 95 persen
wilayahnya terdiri atas laut, memiliki potensi yang sangat besar untuk
pengembangan sektor perikanan. Untuk menciptakan perikanan menjadi sektor
unggulan perlu didukung oleh beberapa hal, terutama peningkatan kapasitas
pelabuhan perikanan, pengembangan armada perikanan, pengembangan pola kemitraan
nelayan, pembangunan kawasan budidaya perikanan yang didukung oleh industri
paska budidaya, bimbingan teknis bagi nelayan, serta pengawasan dan penangkapan
ilegal fishing. Rencana untuk merebut porsi lalu lintas barang di Selat Malaka
dengan pembangunan Pelabuhan Tanjung Sauh dan pengembangan Pelabuhan Batu Ampar
harus didukung oleh berbagai pihak terkait. Saat ini lalu lintas barang di
Selat Malaka masih dikuasai oleh Singapura dan Malaysia.
Dengan
pembangunan kedua pelabuhan tersebut, Kepulauan Riau tidak hanya menjadi penonton,
melainkan ikut berkontribusi sebagai pemain dan mengambil manfaat ekonomi dari
posisi strategisnya yang berada dalam salah satu wilayah tersibuk jalur
perdagangan dunia. Salah satu sektor unggulan lainnya yang dapat menjadi
sektor potensial di Kepulauan Riau sebagai wilayah perbatasan adalah sektor
pariwisata. Kedekatan jarak dengan Singapura harus dijadikan peluang
untuk menarik wisatawan dunia yang banyak berkunjung ke negara tersebut. Untuk
mewujudkan keunggulan ini tentu harus didukung oleh perbaikan sarana
transportasi, infrastruktur, event kebudayaan baik rutin maupun seasonal, SDM
terlatih, dll. Terwujudnya sektor pariwisata menjadi primadona memiliki
multipllier effect terhadap peningkatan sektor-sektor lainnya, seperti Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Jasa-jasa, Sektor Industri Pengolahan
melalui peningkatan produksi cinderamata dan handycraft, Sektor Bangunan
melalui pembangunan konstruksi pendukung pariwisata, dan sektor-sektor
lainnya. Untuk peningkatan daya saing dan antisipasi menghadapai MEA 2015,
peningkatan Sumber Daya Manusia yang handal mutlak diperlukan. SDM ini harus
dipersiapkan sebagai insan yang berdaya saing regional bahkan global. Perlu
juga dipersiapkan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, (UMKM), dan juga
penciptaan wisausahawan baru untuk mendukung penguatan sektor potensial.
Implementasi ASEAN – China Free Trade Area (ACFTA) 2010 dapat menjadi pelajaran
berharga bagi kita, dimana ketika penerapan ACFTA banyak pihak yang belum siap
akibat lemahnya koordinasi dan upaya perencanaan sebelum diberlakukannya ACFTA.
Dengan implemetasi MEA yang semakin dekat, sudah saatnya kita berbenah
dan mengambil tindakan sedini mungkin untuk menghadapi persaingan yang akan
semakin sengit. Kerjasama dan prioritas kepentingan nasional harus dikedepankan
oleh berbagai pihak untuk mendukung terciptanya Indonesia menjadi negara yang
mendapatkan keuntungan terbesar dengan diterapkannya MEA 2015.
ASEAN
Economic Community (AEC) sebenarnya merupakan bentuk integrasi ekonomi yang sangat
potensial di kawasan maupun dunia. Barang, jasa, modal dan investasi akan
bergerak bebas di kawasan ini. Integrasi ekonomi regional memang suatu
kecenderungan dan keharusan di era global saat ini. Hal ini menyiratkan aspek
persaingan yang menyodorkan peluang sekaligus tantangan bagi semua negara.
Skema AEC 2015 tentang ketenagakerjaan, misalnya, memberlakukan liberalisasi
tenaga kerja profesional papan atas, seperti dokter. Sayangnya tenaga kerja
kasar yang merupakan “kekuatan” Indonesia tidak termasuk dalam program
liberalisasi ini. Justru tenaga kerja informal yang selama ini merupakan sumber
devisa non-migas yang cukup potensional bagi Indonesia, cenderung dibatasi
pergerakannya di era AEC 2015.
Indonesia
masuk ke dalam kategori negara berpendapatan menengah, dimana tuntutan
transformasi pertumbuhan ekonominya dari semula bergantung pada sumber daya
alam dan alokasi tenaga kerja murah (resources and low cost-driven growth)
menjadi tuntutan untuk menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dengan memanfaatkan
modal fisik dan sumber daya manusia terampil (productivity-driven growth), agar
pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak stagnan dan terhindar dari jebakan negara
berpendapatan menengah (middle income trap).
Indonesia
sangatlah punya potensi dan modal yang kuat dalam mensukseskan ASEAN Economic
Community, karena dengan luasnya geografis negara kita, juga ditunjang dengan
sumber daya alam yang sangat banyak dan juga sumber daya manusia yang mumpuni.
Dukungan sumber daya diperlukan untuk mengelola berbagai potensi yang saat ini
dimiliki Indonesia sebagai persiapan memasuki ASEAN Economic
Community.Pemerintah dapat menerapkan kearifan lokal yang sangat bervariasi
dalam mengeksplore sumber daya alam. Sementara itu Indonesia punya modal dasar
atau modal dasar penting, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam,
pengalaman Indonesia dalam mengatasi krisis, hubungan luar negeri yang terjalin
baik, dan letak strategis Indonesia sebagai modal melangkah memasuki ASEAN
Economic Community.
KESIMPULAN
Jika dilihat dari sisi potensi
ekonomi, Indonesia merupakan salah satu emerging country yang saat ini menjadi
salah satu kekuatan ekonomi ASEAN. Prospek Indonesia sebagai negara dengan
perekonomian nomor 16 di dunia, nomor 4 di Asia setelah China, Jepang dan
India, serta terbesar di Asia Tenggara, semakin menjanjikan karena didukung
oleh melimpahnya sumber daya alam, pertumbuhan konsumsi swasta dan iklim
investasi yang makin kondusif. Indonesia sangatlah punya potensi dan modal yang
kuat dalam mensukseskan ASEAN Economic Community, karena dengan luasnya
geografis negara kita, juga ditunjang dengan sumber daya alam yang sangat
banyak dan juga sumber daya manusia yang mumpuni. Indonesia punya modal dasar
atau modal dasar penting, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam, pengalaman
Indonesia dalam mengatasi krisis, hubungan luar negeri yang terjalin baik, dan
letak strategis Indonesia sebagai modal melangkah memasuki ASEAN Economic
Community.
Selain
itu, Indonesia telah memiliki system ekonomi yang baik, system ekonomi kerakyatan,
untuk menghadapi MEA yang lebih ke paham liberal. Maka dari itu, diperlukan
lagi penggalakan dan pengenalan system ekonomi pancasila ini agar tetap
terjaganya kondisi ekonomi Indonesia.
SARAN
Tantangan
Indonesia kedepan adalah mewujudkan perubahan yang berarti bagi kehidupan
keseharian masyarakatnya. Indonesia harus berbenah dalam segala hal baik dari
sisi regulasi dimana aturan hukum harus tegas, pemerintahan harus bersih,
keadilan ekonomi harus diciptakan termasuk juga pemerataan, perlunya stabilitas
politik, keamanan dan ketertiban sosial, inovasi teknologi, dan ketersediaan
infrastruktur yang memadai. Semoga seluruh masyarakat Indonesia bisa membantu
untuk mewujudkan kehidupan ekonomi dan sosial yang layak agar bisa segera
mewujudkan masyarakat ekonomi ASEAN tahun 2015.